Tuesday, May 12, 2009

polisi



Kenapa saya ingin bercerita tentang polisi? dan pastinya polisi lalu lintas dong ya, masa polisi tidur..tapi bisa jadi malah mengarah ke polisi tidur nantinya..hehehe..
pasti karena alasan macet..ga perlu heran lah ya, kalo soal macet di jakarta ini bukan masalah baru. justru kalo jalanan lancar, saya malah heran, ada apa ya, kok lancar.. jangan-jangan ada demo nih,ato malah orang masih pada tidur gara-gara abis nonton liga champion semalem?
aneh banget kan? macet, ngegerendeng, lancar malah terbengong-bengong..
dan akhirnya jawabannya ada setelah saya melalui jalanan di jakarta ini..
tidak ada kejadian apa-apa..lancar,car,car,car..
kalo jalanan macet, saya juga bertanya-tanya, ada apaan sih di depan, ko macet begini..ada kecelakaan kali ya?
o, ini bu, gara-gara yang di depan kita gak mau jalan, makanya jadi macet, kata sopir bajaj waktu saya sedang dalam perjalanan ke kantor waktu itu..
gak penting banget kan jawabnya?? padahal saya lagi senewen ngejar waktu supaya tidak telat..
ternyata setelah lewat jalan itu, saya lebih terheran-heran lagi, tidak terjadi apa-apa, ada pak polisi pula,kenapa malah tambah macet..
biasanya saya ke kantor cuma 20-25 menit, sekarang kok bisa sampe 40 menit..
gak masuk akal banget, dalam hati saya.. padahal, maaf ya, biasanya gak ada pak polisi pun jalanan malah lancar, car, car..
lagian saya juga aneh, orang saya yang telat bangun kok, malahin nyalahin comment nya sopir bajaj, nyalahin pak polisi.. ya kalo udah telat, ya terima aja kalo emang absennya jadi merah, gak perlu nyalahin kenapa macet, kenapa begini, biasanya begitu..

kenapa saya jadi sebegitu sewotnya dengan pak polisi? karena saya pernah punya pengalaman yang entah itu memalukan, menggelikan, atau malah menyakitkan. tapi saya menganggap sebagai hal yang memprihatinkan.
waktu saya pulang kantor dengan teman saya, memang jalanan sore itu padat banget, maklum hari jumat, ketika hampir sampai di perempatan lampu merah, saya teringat kalo harus menengok teman saya yang baru saja melahirkan.
saya pun memberi tahu teman saya itu untuk belok ke kiri..
tak disangka ada seorang polisi di perempatan itu dan mengacungkan tongkatnya. saya dan teman saya tidak mengerti artinya dan karena tidak merasa bersalah saya dan teman saya pun langsung melanjutkan perjalanan.
ternyata, ketika saya sedang berhenti karena lampu lalu lintas di perempatan berikutnya sedang menyala merah, kaca mobil di dekat saya diketuk seseorang. dan ketika saya buka, ternyata seorang polisi dan langsung menegur teman saya. kata pak polisi itu teman saya melanggar marka jalan dan malah berusaha melarikan diri padahal sudah diperingatkan untuk ke pinggir..
saya dan teman saya bingung, tapi karena lampu sudah menyala hijau, pak polisi itupun memerintahkan saya dan teman saya untuk menuju pos polisi yang ada didepan perempatan itu..
sampai disana, saya dan teman saya turun menuju ke pos polisi. ada pak polisi yang sedang duduk berbicara dengan seorang wanita.
o, berarti bukan cuma saya yang ditilang sore ini, batin saya.
kemudian pak polisi yang lain memanggil teman saya dan biasalah ditanya apakah mengerti kenapa diberhentikan.
teman saya menjawab tidak tau, tiba-tiba disusul dan disuruh menuju ke pos polisi ini.
kemudian pak polisi itu menjelaskan bahwa teman saya itu telah melanggar marka jalan, dan meminta teman saya untuk menunjukkan sim dan stnk mobilnya.
karena stnk dan surat-surat lain ada dalam tas dan tas teman saya tersebut ada di mobil, sayapun berinisiatif untuk mengambilnya.
ketika di luar, saya melihat wanita yang ditilang tadi sedang bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan dengan pak polisi dibelakangnya yang sedang berusaha mengatur laju lalu lintas agar wanita tadi dapat masuk ke lalu lintas yang memang agak ramai. setelah berhasil, sesaat sebelum wanita itu jalan, saya mendengar pak polisi itu berkata, 'silahkan ibu, selamat jalan, dan hati-hati di perjalanan ya?'
dalam hati saya, wah, sungguh santun sekali pak polisi itu.
sampai di dalam dan setelah teman saya menyerahkan stnk, pak polisi itu meyodorkan kertas, seperti surat tilang dan selembar lagi yang sudah dilaminating sambil berkata, 'jadi silahkan tanda tangan disini pak, kalau mau dibantu prosesnya'
teman saya menerima kertas itu, saya pun ikut melihatnya dan kaget bukan kepalang, ternyata isi kertas yang dilaminating itu adalah daftar harga, dan tertulis minimal Rp. 50.000 untuk proses tilang.
dalam hati saya, gila banget nih pak polisi, niat sekali mau jalanin bisnis tilangnya sampai-sampai dibela-belain dilaminating begitu.
teman saya mengembalikan kertas itu, dan berkata 'maksudnya dibantu bagaimana pak?'
kata pak polisi itu, 'yah dibantu dalam proses tilangnya, dan sidang. itu tadi biaya-biaya sidang, karena bapak termasuk dalam pelanggaran ringan, biayanya Rp. 50.000 saja.'
teman saya berkata lagi, 'pak, setau saya ada pasal yang menyebutkan jika warga melanggar lalu lintas dan yang tidak membahayakan, cukup diberi surat peringatan dahulu sebelum ditilang.'
kata pak polisi itu, 'wah aturan darimana itu pak? siapa yang mau kasi peringatan? dan sampai berapa kali harus diberikan surat peringatan itu?'
jawab teman saya, 'ya saya tidak tau pak. karena ini menurut pengalaman teman saya, dia pernah melanggar rambu lalu lintas, harusnya tidak boleh putar balik, dia putar balik, karena tidak ada rambu-rambunya disana,makanya oleh petugas diberi surat peringatan, bukannya ditilang. karena memang benar-benar tidak ada rambunya. sama kaya saya, saya juga gak jelas melanggar dimana. saya juga tidak melihat adanya marka kok. yang penting juga saya mengikuti rambu lalu lintas, tidak menabrak.'
pak polisi itu berkata lagi, 'wah tidak ada ketentuan seperti itu. ya sekarang, bapak tanda tangani ini saja.'
kata teman saya, 'buat apa saya tanda tangani itu, orang saya tidak merasa bersalah kok. sini pak sim saya' sambil tangannya minta untuk dikembalikan sim nya.
belum selesai bicara, pak polisi yang menyetop saya dan teman saya tadi berkata, ' anda bisa kena pasal pidana loh.'
kata teman saya, 'silahkan sebutkan pak, pasalnya. tindak pidana dari mana? saya membunuh juga enggak. melakukan kejahatan apa saya pak?'
pak polisi itu menjawab, 'anda pengacara ya?'
kata teman saya, 'loh, kenapa memang pak, kalo saya pengacara?'
kata pak polisi itu, 'bisa tunjukkan kartu keanggotaan advokat nya?'
teman saya menjawab lagi, 'apa hubungannya dengan kasus ini pak?'
pak polisi yang duduk tadi akhirnya berkata, 'sekarang begini saja, kami hanya bemaksud membantu bapak, kalo bapak tidak mau ya tidak ada masalah. saya pikir bapak kan pasti sibuk, tidak ada waktu untuk menghadiri sidang dan sebagainya. ya monggo kalo mau dibantu.' sambil menyodorkan lagi kertas yang tadi meminta teman saya untuk menandatangani itu.
kata teman saya sambil tersenyum, 'sebenarnya siapa yang minta dibantu pak? saya atau bapak? bapak yang membantu saya atau saya yang membantu bapak?'
kata pak polisi itu, 'ya sama-sama sajalah. saling membantu.'
mungkin karena kasihan dan tidak mau lebih panjang lagi, teman saya akhirnya mengeluarkan uang selembar puluhan ribu, 'ya, tapi perlu diingat ya pak, saya gak pernah minta untuk dibantu loh.'
pak polisi itu berkata lagi, 'terima kasih ya?'
saya dan teman saya keluar dari pos polisi itu sambil membahas perbincangan tadi, kata teman saya, mungkin dia juga masih agak gondok, 'hebat ya sekarang, orang cari uang bisa dengan kedok apapun. pake nanya-nanya profesi lagi. udah gitu, sok-sok pake kena pasal lagi. gue tau dia salah ngomong tadi.. kasian juga ya?'
'oya, btw, lo inget gak cewek yang tadi pas lo masuk juga ada di dalem?'kata saya
'inget. kenapa?' kata teman saya.
saya lalu menceritakan apa yang saya lihat diluar waktu mengambil stnk.
kata saya, 'emang dia bayar berapa?'
kata teman saya, 'gak tau si, tapi gue liat dia ngeluarin 50 ribuan.'
kata saya lagi, 'pantes.. gue pikir emang baik si pak polisi tadi. ternyata..'
saya cuma bisa berpesan buat semua yang baca ini, mudah-mudahan gak ada yang jadi benci sama polisi ya, itu kan cuma contoh, oknum aja barangkali. gak semuanya begitu, tapi kebanyakan, hehehe.. cuma kalo mau minta uang, ya mbok langsung aja bilang gitu loh pak.. gak usah pake debat..
apa mungkin kalo pake debat, bisa dapet yang lebih gede kali ya? bisa jadi. tapi kalo kasus diatas, berarti pak polisi gak jeli, wong yang ditangkep juga orang gak punya duit, hehehe..
trus laen waktu, karena saya penasaran, katanya melanggar marka, saya sengaja lewat jalan itu, dan ternyata, benar, tidak ada tuh yang namanya garis marka, atau jangan-jangan setelah saya dan teman saya kena tilang itu, langsung ujan deres, dan markanya ilang kesapu ujan kali ya?
gak penting banget analisa saya...

2 comments on "polisi"

By said...

emang ga semua sih...tapi akhirnya di mata masyarakat akan dipukul rata...

kalau dikumpulin se Indonesia...mungkin akan banyak cerita2 serupa dan mungkin jumlah nya jauh lebih banyak dari jumlah Polantas yang ada...

-eRda- on October 17, 2009 at 9:00 AM said...

mas by.. betulll... tapi emang rata2 begitu..
mudah2an bisa berubah deh polisi2 itu...

Post a Comment

Sebelumnya Sesudah Home
 

My Blog List

Labels

Welcome

:: Isi Otak :: Copyright 2008 Shoppaholic Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez