Sunday, November 15, 2009

.. Cigar - Retta ..

1 comments



Selembar daun kering jatuh tepat di pangkuan Retta. Perempuan itu sedang duduk berpangku tangan sambil matanya menatap kosong ke depan. Ia duduk di sebuah taman di dalam kawasan perumahan. Taman yang memang disediakan untuk melepas lelah setelah penghuni melakukan aktivitas olah raga pagi. Atau mungkin untuk bersosialisasi pada sore hari sambil menemani anak-anak mereka bermain sepeda. Banyak memang fungsinya. Seperti yang terlihat pada sore hari itu, ketika Retta sedang berada disana. Ia tampak tidak terganggu sedikitpun oleh keramaian anak-anak, atau gerombolan wanita dewasa, entah pemilik atau mungkin pembantu rumah tangga. Ia tetap pada posisinya, dan pikirannya. Ya, ia memang sedang memikirkan seseorang.
Selengkapnya...

Saturday, November 14, 2009

.. papa ..

0 comments



Usia Papa telah mencapai 70 tahun, namun tubuhnya masih kuat. Papa mampu mengendarai sepeda ke pasar yang jauhnya lebih kurang 2 kilometer untuk belanja keperluan sehari-hari. Sejak meninggalnya ibu pada 6 tahun lalu, Papa sendirian di kampung. Oleh karena itu kami kakak-beradik 5 orang bergiliran menjenguknya.

Kami semua sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari kampung halaman di Teluk Intan. Sebagai anak sulung, saya memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Setiap kali saya menjenguknya, setiap kali itulah isteri saya mengajaknya untuk tinggal bersama kami di Kuala Lumpur.

" Nggak usah. Lain kali saja !" jawab Papa.

Jawaban itu yang selalu diberikan kepada kami saat mengajaknya pindah. Kadang-kadang Papa mengalah dan mau menginap bersama kami, namun 2 hari kemudian dia minta diantar balik. Ada-ada saja alasannya.

Selengkapnya...

Wednesday, November 4, 2009

Adikku, pahlawanku...

0 comments


Aku dilahirkan di sebuah dusun di pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dengan punggung mereka yang selalu menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu?” beliau bertanya.
Selengkapnya...

Sunday, November 1, 2009

Pensil..

0 comments



Seorang cucu bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? Atau tentang aku?"
Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,
"Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti." ujar si nenek lagi.
Selengkapnya...

30 menit saja yah..

0 comments


Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Namun, tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
“Kok belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji ayah?”

Selengkapnya...

Sebelumnya Sesudah Home
 

My Blog List

Labels

Welcome

:: Isi Otak :: Copyright 2008 Shoppaholic Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez