Friday, May 15, 2009

don't disturb me..


Oh, Tuhan.. aku tidak ingin mengeluh, aku juga tidak ingin marah lagi, aku cuma ingin berterima kasih.. bersyukur.. kau hadirkan dia lagi di kehidupanku ini..


Hans, satu nama yang dulu pernah mengisi hari-hariku.. satu nama yang terkadang aku sendiri susah untuk menyebutnya, karena setiap aku ingin menyebut nama itu, hatiku berdebar keras tidak karuan..

Masih ingat gak, dulu ketika kita masih dalam satu instansi, aku, kamu dan Rey, sering melewatkan masa-masa menjemukan ketika hari libur tiba? Waktu itu kita bertiga sangat dekat, karena sama-sama menjadi anak perantauan di kepulauan terpencil itu.. Aku masih ingat, kita bertiga sering main pasir di pantai, kita berlomba-lomba membuat istana pasir yang begitu megah.. setelah itu kita sama-sama berteriak sambil menghancurkan istana pasir itu, demi mengusir stress, alasanmu waktu itu..

Kalo dipikir-pikir, kita kaya anak kecil ya Hans? Lucu banget ngebayangin itu semua.. inget juga gak waktu kita berniat menjodohkan Rey dengan Winda, anak kepulauan asli sana? Aku tau Hans, mereka sebenarnya saling menyimpan rasa, hanya kita keterlaluan mengolok-olok Rey, sehingga Rey malu-malu untuk mengungkapkan perasaannya…

Hans, kamu inget juga gak, kita pernah bermain sepeda, mengelilingi kota kecil itu? Padahal waktu itu kamu tau kalo aku paling takut dibonceng naik sepeda, apalagi kota itu kan jalannya naik turun.. tapi kamu berhasil meyakinkan aku Hans, meski kau juga terlihat jengkel, mendengar aku berteriak-teriak minta berhenti setiap saat..

Kenangan tentang kamu memang tak mudah aku lupakan Hans, sampai akhirnya kamu tau kalo Rey ternyata menyimpan perasaan yang lain terhadapku.. aku juga gak tau Hans, tiba-tiba Rey bilang, kalo dia sayang aku, siang itu..

Aku kaget, karena dari awal, kita berniat menjodohkan Rey dengan Winda, dan aku pun berjanji mau membantu Winda mendapatkan Rey.. tapi kenyataannya lain… Waktu itu aku gak menjawab langsung Hans.. aku tau kalo aku menerima Rey, pasti akan ada yang terluka.. dan itu Winda..

Tapi Hans, perhatian Rey begitu besar terhadapku.. dia begitu setia dan sabar mendengarkan curhatan-curhatan gak penting ku.. dia bisa menemani aku saat kamu lagi sibuk.. dia berusaha buat aku tertawa ketika aku sedih inget orang tua ku..

Rey begitu pintarnya membuat hatiku yang tadinya hanya ingin menjalin persahabatan, menjadi sebuah perasaan yang menyejukkan. Ya, Rey bisa menjadi tempat aku mengeluh, tempat aku tertawa, tempat aku menangis..

Dan, tanpa bisa kuhindari, aku jatuh cinta kepadanya Hans..

Kadang aku bertanya, kemana kamu selama ini Hans? Ketika aku ingin kita bisa berjalan bersama bertiga seperti dulu, kamu serasa ditelan bumi.. menghilang.. aku selalu tanya ke Rey, dimana kamu berada.. Rey hanya menjawab, Hans lagi sibuk, dia sedang ada proyek besar.. dalam hatiku aku bersyukur, hebat.. Hans bisa menjadi orang yang sukses.. aku bangga punya teman seperti kamu Hans..

Waktu berlalu begitu cepat Hans, sampai akhirnya aku harus kembali ke Jakarta.. meninggalkan kamu, meninggalkan Rey.. sebenernya aku pengen banget bisa peluk kamu sebelum aku pergi Hans, tapi… aku tak tau kamu dimana.. bahkan berpamitanpun aku gak sempat.. maafkan aku Hans, tapi aku udah berusaha untuk mencari kamu..

Rey dan aku menjalin hubungan jarak jauh.. memang, terkadang Rey datang ke Jakarta, menyempatkan diri untuk ketemu dengan aku.. sedih Hans, capek, harus menjalani hubungan seperti ini.. kamu tau kan, aku dan Rey adalah 2 pribadi yang sangat berbeda.. sedangkan aku adalah type orang yang gak bisa jauh dengan orang-orang yang kusayangi.. bukan karena aku manja Hans, tapi kamu tau, aku udah terlalu sering ditinggal dengan orang yang aku cintai.. jadi aku gak pengen untuk kesekian kalinya aku mengalami hal yang sama lagi..

Terkadang, aku ingin melepas Rey, yang semakin lama semakin kurasa gak jelas arah hubungan ini.. tapi ternyata, aku gak bisa Hans.. aku terlanjur mencintainya.. beberapa kali Rey menyakitiku.. beberapa kali pula aku memaafkannya..

Banyak yang sudah menasehatiku, termasuk sahabatku sendiri, dia tidak kenal Rey, tapi insting perempuannya mengatakan kalo aku tidak akan bahagia bila hidup dengan Rey.. sekali lagi aku gak bisa Hans.. aku gak tau.. mungkin cinta sudah membutakan aku seperti ini.. apalagi aku sudah pernah berjanji dengan Rey, kalo aku akan serius menjalani hubungan ini.. aku tidak akan mempermainkan Rey.. yah, karena sebenarnya aku pun malu sudah mengkhianati Winda yang sampai sekarang sudah memutuskan untuk tidak mau bersahabat denganku lagi..

Dari keluarga juga sebenernya tidak mendukung hubungan aku dengan Rey, tapi untungnya mereka tidak mengintimidasi aku untuk sesegera mungkin memutuskan hubungan ini.. mereka cuma mengingatkan, kalo suatu saat ‘jatuh’, jangan menangis.. karena apa yang aku lakukan ini menurut mereka, aku sedang mengasah pisauku sendiri, jahat banget gak sih Hans mereka itu??

Tapi aku harus mengakui meski dalam hati, apa yang mereka katakan adalah benar.. selama ini aku hanya mengisi kekosongan hatiku dengan perasaan yang sia-sia.. buktinya ketika Rey ditanya oleh salah seorang yang dituakan di keluargaku, dia marah besar Hans, dia nuduh aku memaksa-maksa dia untuk segera menikahiku..

Aku sakit hati Hans, tak kusangka selama ini laki-laki yang sudah aku pilih, aku perjuangkan selama 3 tahun, bisa bertindak seperti itu.. padahal bukan itu yang dimaksud oleh keluargaku Hans, mereka hanya ingin tahu, mau dibawa kemana hubugan ini.. mereka sudah menganggap aku adalah anak mereka, sebagai pengganti mamaku.. karena mamaku tercinta sudah dipanggil Tuhan.. mereka tidak mau aku semakin menderita, mereka hanya ingin aku bahagia dengan laki-laki yang aku cintai.. mereka tidak pernah mempermasalahkan selisih umur aku dengan Rey yang agak jauh, kalo memang aku dan Rey saling mencintai, mereka pasti merestui..

Sungguh Hans, aku merasa hancur, gak tau kemana harus mengadu.. 3 tahun Hans, aku melewatkan hari tanpa dukungan, cuma mengandalkan perasaan yang kumiliki.. tapi ini yang aku dapatkan… dan gak ada satupun usaha dari Rey untuk meyakinkan aku.. untuk membuat aku bertahan..

Sampai akhirnya, aku memutuskan untuk menyudahi semua hubungan ini.. aku harus berani mengambil sikap.. dulu aku berani menerima dia, sekarang pun aku harus berani meninggalkannya…dengan keyakinan yang tinggi, aku mencoba untuk menghubunginya..

Tapi kamu tau Hans? Tidak mudah ternyata melepaskan apa yang pernah kita miliki.. berkali-kali aku mencoba meminta kepastian, berkali-kali juga aku mencoba untuk menanyakan kelanjutan dari hubungan ini.. Rey hanya tertawa Hans, TERTAWA.. Rey tidak pernah mau menjawab, dia hanya merayu aku supaya aku tidak bertanya-tanya lagi tentang hal itu..

Aku marah Hans, marah banget.. Aku merasa dipermainkan oleh Rey.. aku sudah berusaha untuk bersabar, mencoba mengerti posisi Rey, tapi yang aku dapatkan adalah sebuah lelucon.. aku sungguh tidak menyangka Rey bisa bersikap seperti itu.. aku berpikir mungkin ini semua adalah kesalahan aku.. tapi sahabatku bilang, bukan!.. itu karena Rey yang tidak pernah mencintaimu..

Deg! Aku kaget Hans, aku gak pernah terpikir akan hal itu.. bagaimana bisa seorang sahabat yang tidak kenal Rey, bisa bicara itu, dan kena di hatiku? Kenapa selama ini aku terlalu cuek dengan apa yang Rey rasa terhadapku?? Apa benar kalo Rey tidak pernah mencintaiku?? Beribu-ribu pertanyaan memenuhi otakku Hans..

Dan akhirnya benar, aku menemukan titik terang, ketika aku tidak sengaja membuka email Rey, karena aku dan Rey terbiasa sharing password, disitu ada email dari mantan pacar Rey yang menanyakan kabar Rey.. dan Rey menjawab, sedang sendiri alias tidak punya kekasih…

Shock! Dan tidak bisa kutahan tangis ini.. semua sekarang menjadi nyata, Rey tidak pernah menganggap aku sebagai kekasihnya.. Rey tidak pernah menghargai aku, dan Rey tidak pernah menginginkan aku ada di sampingnya..

Kenapa Hans? Kenapa Rey bersikap seperti itu? Apa aku tidak layak mendampingi Rey? Apa aku terlalu memalukan bagi Rey?? Sakit sekali hati ku mengingat itu semua Hans…

Akhirnya dengan segala kekuatanku, aku memutuskan untuk mengakhiri semua ini..aku sudah tidak tahan lagi..aku harus bisa mengambil sikap.. bagaimanapun juga, aku masih layak untuk dihargai, aku masih bisa berkarya.. cukup 3 tahun aku ‘mati’ bersama Rey, sekarang saatnya aku bangkit..untuk membuktikan kepada Rey, bahwa aku bisa membanggakan baginya..

Memang, kejadian itu sudah cukup lama berlalu, aku sudah mulai membuka hatiku untuk orang lain,.. tapi sungguh berat Hans, ternyata tidak semudah yang aku kira.. terkadang aku masih teringat Rey, entah karena benci ato kangen, tangisku juga masih untuk Rey.. banyak memang yang mulai mengisi hatiku, untuk sekedar lewat ato untuk pertemanan, tapi belum cukup mampu untuk menghapus bayang Rey… Aku cuma bisa berdoa, semoga Tuhan mau mengabulkan apa yang kuminta..

Sampai akhirnya, kamu telpon malam itu…

Aku hampir tidak percaya dengan apa yang aku alami.. ternyata kamu masih ingat aku Hans.. dan kita pun mulai banyak bercerita.. tentang dulu.. tentang kamu sekarang…

Pantas saja aku dulu susah cari kamu, ternyata kamu pindah ke pulau terpencil ya?

Dan, kamu tau Hans, sejak kamu hadir, hari-hari terasa ceria.. aku gak tau kenapa, tiba-tiba saja aku jadi bersemangat untuk melanjutkan hidup..

Kamu selalu beri dukungan ke aku, kamu selalu hadir di saat aku bener-bener membutuhkan kamu..

Mendengar suaramu seakan mengingatkan aku akan kenangan di kepulauan itu Hans.. kamu buat aku tertawa lagi.. kamu buat aku melayang Hans..

Aku jadi ingat, sebenarnya dulu waktu kita berniat menjodohkan Rey dengan Winda, aku sempat berpikir, aku pasti jadi pacar kamu.. hahaha.. aku ge er ya Hans??

Haa??? Enggak?? Maksud kamu?? Aku kaget Hans, denger kamu bilang kalo aku gak ge er.. Aku serius, kata kamu waktu itu.. Dan meluncurlah cerita itu dari bibir kamu.. Tanpa sungkan, kamu akui semua yang pernah kamu rasakan dulu, dan mungkin sampai sekarang.. Aku gak bisa ngomong apa-apa Hans, mulutku seolah terkunci…

Aku tau, aku juga harus jujur, kalo sebenarnya jauh sebelum Rey hadir di kehidupanku, aku bisa merasakan kasihmu Hans.. apalagi ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di kota itu, hanya kamu yang menyambutku dengan hangat Hans..

Kamu yang kemudian bersemangat menceritakan keindahan kota itu, mengajak aku jalan-jalan sekedar untuk melepas penat.. kamu juga yang berusaha memperkenalkan makanan khas kota itu supaya aku cepat membaur dengan suasana di sana.. memang, aku senang dengan apa yang kamu lakukan itu.. tapi waktu itu aku terlalu takut untuk mengartikan apa yang ada di hatiku Hans.. aku berpikir, memang kamu adalah sosok yang ramah kepada semua orang.. kamu adalah seorang pribadi yang hangat.. tapi ternyata kamu lakukan itu semua hanya supaya aku bisa betah dan mau tinggal lebih lama di kota itu..

Maafkan aku Hans, aku tidak pernah menyadari tujuanmu itu, tapi andai saja dulu kamu bicara jujur, gak perlu begitupun, aku pasti akan tinggal lebih lama lagi, asal kamu disampingku Hans..

Sudahlah Hans, kita gak perlu menyesali itu semua.. yang penting sekarang kita sama-sama udah bicara jujur, aku tau perasaan kamu, kamu juga tau perasaanku…

Andai saja dulu kita tidak mengalami hal ini, pasti gak akan seperti ini jadinya Hans.. semua akan indah pada waktunya.. aku percaya itu..

Tiap hari, aku selalu ingin dan ingin denger suara kamu Hans, ingin denger cerita-cerita dari kamu.. karena selalu ada cerita yang baru yang bisa membuat aku tertawa.. rasanya gak ingin melewatkan sedetik pun jauh dari kamu.. Perhatian kamu, kepedulian kamu..ketulusan kamu..aku rasakan semakin hari semakin nyata..

Hans, salahkah aku bila rasa yang ada sekarang sudah mulai berakar dan akan tumbuh kuat di hatiku?? Pantaskah aku mendapatkannya Hans?

Dan kejujuran itupun terungkap….

Aku gak tau harus berbuat apa Hans, aku cuma bisa diam ketika akhirnya kamu bercerita tentang rumah tanggamu.. aku gak tau kalo kamu sudah menikah.. Dari awal memang aku mau tanyakan, tapi aku gak berani hadapi kenyataan bahwa kamu sudah menikah, aku gak mau kehilangan kamu terlalu cepat Hans..

Kamu cerita kalo akhirnya kamu menikah ketika tau aku menjalin hubungan dengan Rey, jadi ternyata alasan kamu dipindah ke pulau terpencil itu bukan hanya karena ada proyek besar seperti yang Rey katakan, tetapi karena kamu juga mau menghindar dari aku, karena kamu gak sanggup melihat aku jalan berdua dengan Rey..

Hans, kamu katakan itu dengan sangat hati-hati kepadaku, kamu tau aku pasti akan terluka.. tapi aku juga bisa merasakan apa yang kamu rasakan Hans, tidak mudah untuk dapat bicara jujur dimana hati kamu juga sebenernya tidak ingin kehilangan saat-saat indah ini.. kamu pintar Hans menjaga semua itu dengan rapi.. tapi aku bisa mendengar kau menahan isak tangismu.. aku tau kamu juga terluka Hans..

Sekarang aku tidak tau harus bagaimana.. baru saja aku rasakan kembali getar-getar itu, baru saja aku mau menata kembali hatiku yang sempat patah, baru saja aku ingin menyalakan api cinta ini..

Hans, kamu tidak salah, dan akupun juga tidak merasa bersalah.. kamu mencintaiku, tapi karena ketidak jujuran yang akhirnya menemukan kita dalam keadaan seperti ini..

Dan aku pun pernah mendambamu, memang mungkin belum sedalam cinta yang kamu punya, tapi entah kenapa, aku yakin kalo cinta ini akan abadi..

Aku tidak mau merusak kebahagiaan rumah tanggamu Hans, aku ingin kamu hidup bahagia dengan pilihanmu dulu.. aku tidak ingin mengacaukan apa yang sudah kamu pilih Hans.. bagaimanapun juga pasti kamu pernah sangat mencintai istrimu.. bagaimanapun juga dia adalah tanggung jawabmu sekarang… jangan kamu buat dia menderita Hans.. biarlah cukup aku yang pernah merasakan sakitnya tidak dicintai oleh orang yang kita cintai..

Aku akan tetap menjadi aku seperti dulu Hans.. tempat kamu mencurahkan isi hatimu setiap saat.. tempat kamu berbagi cerita jika tidak ingin berbagi dengan istrimu.. tempat kamu berkeluh kesah tentang rumah tanggamu kelak.. tentang anak-anakmu nanti.. aku akan selalu siap Hans.. dan aku akan berusaha untuk tetap jadi pendengar dan sahabat terbaikmu…

Sekarang, biarlah ini menjadi kebahagiaanku sendiri Hans, biarkanlah untuk sementara aku menikmati peranku sebagai ‘wanita kedua’ dalam hidupmu.. sampai akhirnya aku dan kamu tersadar dengan peran yang sedang kita jalani ini..

Kalo boleh memilih, aku ingin dicintai dan mencintai orang yang tepat.. aku ingin bahagia secara wajar.. aku ingin punya arti dalam hidupku..

Aku tidak ingin mengecewakan keluargaku.. aku tidak ingin menambah kesedihan papaku.. yang sudah semakin renta dan hanya ingin melihat anaknya menikmati kebahagiaan sebelum ia meninggalkan dunia ini…

Jadi.. ijinkan aku menikmati kebahagiaan (semu) ini sekarang…

3 comments on "don't disturb me.."

-eRda- on May 15, 2009 at 6:47 PM said...
This comment has been removed by the author.
yettiasnita said...

Good Dae... ( gw suka tulisannya... )
Siapa pun Dia yg menjadi inspirasi si penulis… gw Cuma mo bilang: “ Thank you for sharing your life story with us ”.

-eRda- on October 17, 2009 at 8:58 AM said...

yets... hahahaha.. bayangkan, begitu ada yang curhat, gak ada sehari langsung jadi tulisan ini..

fully inspiring...

Post a Comment

Sebelumnya Sesudah Home
 

My Blog List

Labels

Welcome

:: Isi Otak :: Copyright 2008 Shoppaholic Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez