Thursday, December 23, 2010

Tunjukkan Satu Bintang..


tunjukkan satu bintang
Awalnya, aku tidak terlalu berharap padamu. Kau tawarkan padaku arti sebuah kebahagiaan, arti sebuah cinta, bahkan ketika kita belum pernah saling bertemu muka. Karena itulah aku menganggap semua katamu adalah omong kosong. Dan ketika semua seolah menjadi nyata, dengan penuh harapan, aku mau menerimamu sebagai kekasihku. Sejujurnya, banyak pihak yang meragukan akan keputusanku ini. Tetapi dengan semua semangatmu, kau yakinkan aku bahwa semua masalah yang terjadi akan bisa diatasi dengan saling pengertian. Dan aku percaya semua itu.

Beberapa bulan pertama semua keyakinanmu agak meragukanku. Ternyata kau sangat pencemburu, sifat yang sangat bertolak belakang dengan gaya hidupku. Kau tidak terlalu suka bila aku mempunyai banyak teman akrab yang berjenis kelamin laki-laki. Katamu itu sama saja tidak memahami perasaanku. Ya, aku mengerti, meski sejujurnya aku tidak terima dengan alasanmu. Toh mereka adalah temanku jauh sebelum aku kenal denganmu. Tetapi akhirnya aku terima, kalau memang ternyata sikapku ini melukaimu. Satu persatu aku mulai membatasi diri bergaul dengan teman-temanku, hanya karena aku tidak ingin beradu argument dengan kau. Meski akhirnya aku juga mengetahui jika kau juga berteman akrab dengan beberapa wanita. Dan ketika aku menuntutmu untuk membatasi pergaulanmu, dengan agak berdebat kau kemukakan alasan bahwa kau mengenal dia jauh sebelum mengenal aku dan sudah terbiasa ‘curhat’ dengan mereka. Dan kaupun minta putus.


Kau juga pemarah. Ketika ada satu hal yang tidak berkenan dalam hatimu, kau (hampir) selalu memusuhiku. Padahal aku sama sekali tidak terlibat dalam masalahmu. Tapi aku berusaha mengerti bahwa mungkin emosimu sedang labil. Akupun juga pemarah. Karena ada beberapa hal yang sedang mengganggu pikiranku sehingga menyebabkan aku (terkadang) membentakmu, kau tidak pernah terima. Kau selalu bilang kalau aku kasar, tukang bentak, tukang marah, dan kau merasa tidak sanggup lagi untuk menjalani hubungan denganku. Kau tidak ingin mencoba mengerti mengapa aku bisa berbuat demikian. Dan jika aku mencoba membela diri (membantah katamu), kaupun minta putus.

Kau tidak terima jika aku masih berhubungan baik dengan mantan. Karena dimatamu, mereka semua adalah tidak baik untukku. Aku mengerti, dan akupun menuntut kau untuk berlaku demikian. Kau marah ketika aku tertangkap basah sedang chating, kau marah ketika tahu aku masih menyimpan semua email tentang sang mantan, kau marah ketika ada sebuah pesan masuk dari sang mantan yang sudah terhapus olehku. Dan kaupun minta putus.

Tetapi dengan entengnya kau katakan jika kau harus tetap berhubungan dengan mantanmu karena dia adalah agen asuransi keluargamu. Dengan entengnya kau chating dengan beberapa mantanmu dan (hampir) mengatur janji untuk bertemu. Dengan entengnya kau katakan bahwa dia masih sering menelponmu. Dengan entengnya pula kau katakan bahwa kau butuh teman ‘curhat’ yang sudah mengerti kau luar dalam tanpa sedikitpun memikirkan bagaimana perasaanku. Dan kali ini aku minta putus.

Aku selalu peringatkan jika kau suka menguap sembarangan tanpa menutup mulut; kau tidak suka.
Aku bilang jika kau terlihat kurang bagus jika memakai celana yang kedodoran; kau tidak suka.
Aku tidak ingin mendengar kau mengumpat atau berkata-kata kasar meskipun sedang berbicara dengan teman-temanmu; kau tidak suka.
Aku ingin kau pulang tidak terlalu malam sehingga besok bisa bangun lebih pagi; kau tidak suka.
Aku mengingatkan bagaimana sebaiknya bersikap bila kita sedang ada di instansi public; kau tidak suka.

Untuk semua hal itu kau selalu punya alasan yang membenarkan sikapmu. Kau selalu bilang bahwa aku mencari-cari kesalahanmu saja. Kau katakan bahwa aku tidak bisa menerima kau apa adanya. Dan terkadang untuk hal ini, kau minta putus.

Aku memang gadi s pemimpi. Aku mendambakan sebuah hubungan yang bahagia. Bisa mengerti satu sama lain. Tidak saling menjatuhkan. Bisa saling mendukung. Memahami apa yang diinginkan oleh masing-masing pasangan. Dan untuk itu aku akan terus berusaha mewujudkannya bersamamu.

Aku adalah gadis yang pencemburu. Aku suka iri. Iri dengan kebahagiaan orang lain. Selalu bertanya mengapa mereka bisa hidup saling melengkapi, mengapa mereka bisa bertahan untuk tidak berpisah meskipun banyak masalah yang dihadapi. Mengapa mereka bisa saling mencintai dalam kekurangan mereka masing-masing. Dan untuk ini aku akan berusaha terus untuk mencari jawabnya.

Aku adalah gadis yang biasa saja. Aku ingin mencintai dan dicintai. Aku ingin memahami dan dipahami. Aku ingin bisa mengerti dan dimengerti. Aku ingin menyayangi dan disayangi. Dan untuk ini aku tak pernah berhenti berusaha.

Aku dan kau diciptakan sebagai makhluk yang tidak sempurna. Aku bisa sabar, tapi aku juga bisa pemarah. Aku bisa baik tetapi aku juga terkadang menjengkelkan. Aku bisa penyayang tetapi terkadang aku juga bisa jahat. Aku bisa hidup sederhana, tetapi terkadang aku juga ingin merasakan kenyamanan. Aku bisa tegar, tetapi seringkali aku juga rapuh. Dan akupun percaya kaupun begitu.

Sekarang kau katakan bahwa kau ragu. Kau katakan bahwa tidak ada satu moment pun yang kau rasa nyaman ketika bersamaku. Kau tegaskan bahwa kau bimbang untuk melanjutkan hubungan ini.

Dan aku akan menuntut untuk itu.

Selama ini tidakkah pernah kau tertawa bersamaku? Jawab saja tidak.
Selama ini tidakkah pernah kau mengeluh kepadaku ketika ada masalah dengan keluargamu? Jawab saja tidak.
Selama ini tidakkah pernah aku menemanimu dalam segala urusanmu? Jawab saja tidak.
Selama ini tidakkah pernah kau mempunyai kenangan-kenangan manis bersamaku? Jawab saja tidak.
Selama ini tidakkah pernah aku membantu kesulitan-kesulitan yang kau hadapi? Jawab saja tidak.

Selama ini pernahkah kukeluhkan tentang status sosialmu? Jawab saja iya.
Selama ini pernahkah aku menuntut sesuatu yang lebih yang kau tidak bisa penuhi? Jawab saja iya.
Selama ini pernahkah aku meninggalkanmu ketika kau sedang susah? Jawab saja iya.

Aku pernah tertawa bersamamu; dan aku akan selalu ingat ini.
Aku pernah menangis karenamu; dan aku akan selalu ingat ini.
Kau berikan aku sesuatu yang kau mampu berikan; aku selalu ingat ini.
Kau antarkan aku kemana aku akan pergi; aku selalu ingat ini.
Kau bantu aku setiap kali aku kesusahan; aku selalu ingat ini.
Kau bisikkan kata cinta setiap saat; aku selalu ingat ini.
Kau panggil aku dengan nama kesayanganku; aku selalu ingat ini.

Apapun keputusanmu sekarang, aku akan hargai. Aku tidak bisa menuntut kau untuk mencintaiku bila kau tidak mencintaiku. Aku tidak bisa meminta kau untuk bertahan jika kau tidak ingin bertahan. Aku tidak bisa memaksa kau untuk mempercayaiku bila kau tidak akan mempercayaiku.

Sudahlah, aku sudah tidak ingin menuntut lagi.

Tuhan, tunjukkan satu bintang untukku dan ijinkan aku untuk mengikuti kemana arah perginya.

0 comments on "Tunjukkan Satu Bintang.."

Post a Comment

Sebelumnya Sesudah Home
 

My Blog List

Labels

Welcome

:: Isi Otak :: Copyright 2008 Shoppaholic Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez