Tuesday, March 10, 2009

Khayalan


Apa yang biasa saya lakukan sebelum tidur, tepatnya bila tidak bisa tidur, dan jika ada waktu luang mungkin sama dengan apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang.

Bahkan sayapun terkesan tidak mau kalo sampai kehilangan saat-saat seperti itu, sampai-sampai ketika saya pup atau lebih sopannya buang air besar, sambil menunggu.... ya taulah... saya tetep ngelakuin itu...

Apa si yang biasa saya lakukan? guess what! yep, mengkhayal..

Entah sama dengan kebanyakan orang atau tidak kebiasaan ini, tapi saya yakin banyak orang yang pasti pernah melakukan hal ini. Mungkin mereka akhirnya menyadari kalau mengkhayal adalah pekerjaan yang sia-sia dan akhirnya sadar kalau tidak akan menghasilkan apa-apa.

Tapi tidak dengan saya, saya begitu mencintai kegiatan yang satu ini, dan entah kenapa saya justru senang dengan istilah yang diberikan ke saya, “Gadis Pemimpi“, terdengar sexy di kuping saya.

Saya mungkin dipandang orang sebagai orang yang stress, yang tidak bisa memaknai hidup. Tapi bagi saya arti hidup itu adalah luas. Tidak bisa diartikan oleh satu orang, dicari definisinya, diperdebatkan untuk kemudian diputuskan dengan surat keputusan. Mungkin saya terlalu ekstrim bahasanya, tapi yang jelas menurut saya, arti hidup itu hanya bisa diartikan kalau kita merasa hidup.

Mau hidup yang bahagia, menderita, sengsara, menurut saya itu adalah hak azazi kita masing-masing.

Waktu saya merasa bahagia saya memaknai arti hidup dengan kebahagiaan, waktu saya sedang menderita, saya memaknai arti hidup dengan sebuah penderitaan. Masing-masing arti hidup itu tidak perlu saya ungkapkan karena ya balik lagi, tergantung dari saya mau mengartikannya bagaimana. Hehe, mungkin jadi membingungkan ya?

Itulah salah satu makna hidup bagi saya, membuat orang bingung dengan membingungkan diri sendiri. Ah, sudahlah, tidak usah diperdebatkan lagi tentang makna hidup itu. Mau bahagia, ya buatlah hatinya bahagia. Ingin sengsara, ya rasakanlah kesengsaraan itu, ingin menderita, ya cobalah untuk menderita. Simple kan?

Salah satu hal yang sering saya khayalkan adalah tentang kehidupan saya. Ya iyalah, wong saya sampai saat ini juga masih hidup kok. Masa mau mengkhayal tentang kematian, serem ah.

Biar begini, saya sering mengkhayal tentang kedermawanan. saya pengen suatu saat bisa membantu orang yang kesusahan, jangan sampai ada orang yang mengalami kesusahan seperti yang pernah saya alami. trus saya juga pengen bisa punya anak asuh yang saya ambil dari Afrika, trus ntar saya ajarin ngomong bahasa Jawa..lucu aja kali ngebayangin anak kecil,kulit hitam,rambut keriting,ngomong bahasa Jawa..pasti membahagiakan.. saya gak bermaksud menyinggung SARA loh..

Mulia kan saya? tapi ingat ya, ini baru khayalan. bebas dong saya mau berkhayal apa..

Khayalan favorit saya adalah saat bisa membahagiakan orang tua saya. sekedar membuat mereka tersenyum adalah saat mengkhayal saya yang paling indah. saya bahkan sulit, saya akui sangat sulit untuk mengembangkan khayalan itu dalam mimpi. saya juga tidak paham kenapa untuk yang satu ini pikiran saya seperti terbelenggu.

tidak seperti biasanya yang dengan lancar saya mengarahkan otak saya untuk mengikuti apa kemauan pikiran saya bagaikan seorang sutradara yang filmnya akan menjadi box office.

itu biasanya, tapi tidak dengan yang satu ini.

seolah-olah otak saya mandeg (=berhenti dalam bahasa jawa) tidak tau harus mengkhayal apa lagi. alih-alih mau mengendalikan pikiran, yang ada malah saya menangis. saya jadi melankolis. saya jadi merasa tidak pantas untuk menjadikan hal itu sebagai objek khayalan saya.

itulah alasan kenapa saya sangat menyukai tema itu. saya jadi bisa berpikir sebaliknya, bisa berkaca, betapa saya ini adalah bukan siapa-siapa dibandingkan dengan apa yang sudah orang tua saya berikan.

kenapa saya favoritkan, tujuannya adalah supaya hal itu bukan hanya jadi objek semata, tapi saya harus punya kemauan untuk bisa mewujudkannya.

ngerti kan sekarang, salah satu dan yang paling utama dari tujuan hidup saya adalah membahagiakan keluarga. saya bahkan tidak bisa berpikir untuk diri sendiri, karena bagi saya terasa hampa dan tidak berarti jika saya berhasil dalam karir, tapi kedua orang tua saya masih saja susah, masih saja terlilit hutang, rumah masih bocor kalo turun hujan, cuma bisa makan obat seadanya kalo sakit, sort of things lah.

ini menurut saya loh ya..

nah kan, jangankan di khayalan, untuk menulispun saya jadi stuck, tidak bisa lagi mengembangkannya. duh, saya jadi kangen sama keluarga saya. jadi pengen peluk kedua orang tua saya. saya jadi tidak pengen meninggalkan mereka. tidak pengen jauh dari mereka..

kadang, saya teringat dengan teman-teman saya yang keluarganya sudah tidak utuh lagi, mungkin sudah ditinggal ayahnya, ato ibunya.. yah, dibandingkan dengan mereka, saya masih termasuk yang beruntung. karena masih diberikan kesempatan untuk lebih dekat dengan orang tua saya.

ya mudah-mudahan saja sekedar membuat orang tua saya tersenyum bukan hanya jadi bahan khayalan saya saja ya, dan tolong, doain saya.. :-)

3 comments on "Khayalan"

ASRARULHAQ on March 12, 2009 at 12:32 PM said...

DUNIA BAGIKAN LAUTAN LUAS, JIKA KITA BERDIRI DI BIBIR PANTAI. DUNIA BAGAIKAN LAUTAN YANG DALAM, JIKA KITA BERDIRI DI ATASNYA, DUNIA KITA AKAN MENDALAM, JIKA KITA BERDIRI BERDAMPINGAN.....

Unknown on March 12, 2009 at 3:31 PM said...

Uje said, "jadilah anak yg sholehah" tuk kebahagian ke 2 ortu kmu..
___simply n easy___

-eRda- on October 17, 2009 at 9:04 AM said...

asra.. good statement..

bond.. amiinnn.........

Post a Comment

Sebelumnya Sesudah Home
 

My Blog List

Labels

Welcome

:: Isi Otak :: Copyright 2008 Shoppaholic Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez